السلام عليكم ورحمة الله وبركاته : أهلا وسهلا بشبكة المعهد العلمى "دار الفكر" الشنجوري الجاوي الاندونسي
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriyah
" تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم آمين "

Tuesday, April 12, 2011

APAKAH ARAH KIBLAT BISA BERUBAH ?

Apakah arah kiblat bisa berubah? Tentu Tidak! Artinya pengukuran sebelumnya memang yang tidak tepat. Bukan arah kiblatnya yang  berubah .

Istiwa
adalah fenomena astronomis saat posisi matahari melintasi meridian langit.

Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur.

Pada saat tertentu di sebuah daerah dapat terjadi peristiwa yang disebut Istiwa Besar atau ‘IstiwaA’zam’ yaitu saat posisi matahari berada tepat di titik Zenith (tepat di ataskepala) suatu lokasi dimana peristiwa ini hanya terjadi di daerah antara 23,5˚ Lintang Utara dan 23,5˚ Lintang Selatan.

Istiwa Besar yang terjadi di kota Makkah dapat dimanfaatkan oleh kaum Muslimin di negara-negara yang berbeda waktu denga kota Makkah tidak lebih dari 5 (lima) jam untuk menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan matahari.

Istiwa Besar di kota Makkah terjadi dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 Waktu Makkah dan 16 Juli sekitar pukul 12.27 Waktu Makkah pada tahun-tahun biasa. Sedangkan untuk tahun-tahun Kabisat tanggal ini dapat maju 1 hari  yaitu pada tanggal  (27 Mei dan 15 Juli)

Rentang waktunya hanya sekitar lima menit saja, begitu waktu bergerak lagi, maka posisi matahari akan bergeser lagi, tidak lagi ada di atas Ka'bah.

Teknik penentuan arah kiblat menggunakan Istiwa Besar sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga banyak menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebatang tongkat lurus dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa Besar tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat.

Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan tongkat adalah ke Timur, sedangkan arah bayangan sebaliknya yaitu yang ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang benar.Cukup sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan khusus serta perhitungan perhitungan rumus-rumus. Jika hari itu gagal karena matahari terhalang oleh mendung maka masih diberi roleransi penentuandilakukan pada H+1 atau H+2.

Penentuan arah kiblat menggunakan teknik seperti ini memang hanya berlaku untuk daerah-daerah yang pada saat peristiwa Istiwa Besar dapat melihat secara langsung matahari

Untuk wilayah Indonesia bagian Barat praktis dapat menggunakan teknik ini.

Sementara untuk wilayah Indonesia bagianTimur praktis tidak dapat menggunakan teknik ini.

Sedangkan untuk sebagian wilayah Indonesia bagian Tengah barangkali masih dapat menggunakan teknik ini karena posisi matahari masih mungkin dapat terlihat..

Untuk penentuan waktunya saat peristiwa Istiwa Besar menggunakan konversi waktu terhadap Waktu Makkah.

Berdasarkan perhitungan Ahli HISAB (astronomis) posisi matahari secara presisi saat terjadinya Istiwa Besar di Makkah tahun 2011 ini. Pertama, tanggal 28 Mei 2011 pukul 09:18:00 GMT atau 12:18:00 Waktu Makkah (GMT+3) atau 16:18:00 WIB, (GMT+7) lalu yang kedua terjadi pada tanggal 16 Juli 2011 pukul 09:26:50 GMT atau 12:26:50 Waktu Mekkah (GMT+3) atau 16:26:50 WIB (GMT+7).

Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa Besar:
1. Tentukan lokasi masjid/mushalla/langgar atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya.
2. Sediakan tongkat lurus sepanjang 1 sampai 2 meter dan peralatan untuk memasangnya. Lebih bagus menggunakan benang berbandul agar tegak benar. Siapkan juga jam/arloji yang sudah dicocokkan / dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio/televisi/internet.
3. Cari lokasi di samping Selatan atau di halaman depan masjid yang masih mendapatkan penyinaran matahari pada jam-jam tersebut serta memiliki permukaan tanah yang datar lalu pasang tongkat secara tegak dengan bantuan pelurus berupa tali dan bandul. Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya Istiwa Besar agar tidak terburu-buru.
4. Tunggu sampai saat Istiwa Besar terjadi amatilah bayangan matahari yang terjadi dan berilah tanda menggunakan spidol, benang kasur yang dipakukan, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat tanda lurus.
5. Di Indonesia peristiwa Istiwa Besar terjadi pada sore hari sehingga arah Bayangan Matahari menujuke Timur. Sedangakan bayangan yang menuju ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang tepat.
6. Gunakan tali, susunan tegel lantai, atau pantulan sinar matahari menggunakan cermin untuk meluruskan arah kiblat ini ini ke dalam masjid / rumah dengan menyejajarkannya terhadap arah bayangan.
7. Tidak hanya tongkat yang dapat digunakan untuk melihat bayangan. Menara, sisi selatan bangunan masjid, tiang listrik, tiang bendera atau benda-benda lain yang tegak. Atau dengan teknik lain misalnya bandul yang kita gantung menggunakan tali sepanjang beberapa meter maka bayangannya dapat kita gunakan untuk menentukan arah kiblat.

Tambahan :
   Bagi Ahli HISAB bisa mengetahui bayangan Matahari menunjukkan kiblat Pada setiap hari, bukan hanya setahun dua kali saja, Anda juga pasti bisa dengan modal :
  1. punya kemauan
  2. punya banyak waktu
  3. punnya keahlian menghitung
untuk mengetahui hasil karyanya Ahli HISAB lihat Disini …
١

No comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls